Sesuatu Dimulai dari yang Kecil
Sudah lama Diko berkhayal bisa mendapat
peran dalam sebuah sinetron.Sampai suatu ketika paman Boyim yang merupakan
penata lampu dalam sebuah rumah produksi mengajak Diko bermain dalam sinetron
Bidadadari,tanpa bertanya macam-macam Diko langsung menyetujui usulan paman
Boyim.Tentu saja Diko setuju karna sinetron Bidadari adalah sinetron yang
paling top dikalangan anak jaman sekarang.Membayangkan dirinya akan muncul di
televisi,Diko senangnya bukan main.Di sekolahnya Diko tak bisa menyembunyikan
rencananya untuk bermain dalam sinetron bidadari.Mendengar Diko mau syuting
,teman-teman Diko yang usil mengolok-oloknya.’’Ha! Syuting sinetron?Jadi
apa?Jadi maling yang digebukin?’’ ejek Anton.’’Diko syuting?Pasti jadi
figuran.tak mungkin jadi pemeran utama,’’sambar Agnes sinis.Mendenngar ocehan
temannya,Diko tenang saja.Bagi Diko,peran apapun yang diberikan kepadanya dia
tidak peduli.Yang penting ia bisa muncul di depan layar televisi dan dilihat
semua teman sekelasnya.Itu tentu akan membuat Diko bangga,apalagi dikelas Diko
ada beberapa anak yang sombong.Anak yang merasa diri mereka paling
hebat.Contohnya si Anton itu, yang suka memamerkan uang jajannya yang
banyak,atau Agnes yang sering bepergian keluar negri dan suka memamerkan hape
barunya.
Selesai syuting,Diko pulang bersama
paman Boyim dengan lesu.Diko sungguh tidak menyangka ternyata perangnya
hanyalan anak yang tidak waras dan hanya beberapa kali diambil
gambarnya.’’Kalau tahu perannya seperti itu Diko tidak ingin diajak paman Boyim
bu,Diko nyesel gananya dulu peran apa yang akan Diko dapant’’sungut
Diko.’’Lo..mendapat peran sekecil apapun,mestinya kamu bersyukur ko’’kata ayah
menasehati.’’Iya ko segala sesuatu harus dimulai dari yang kecil kecil dulu,
mungkin sekarang kamu jadi figuran tapi besok kamu bakal jadi pemeran
utama’’ibu Diko menimpali.Diko diam saja yang dibayangkannya hanya ejekan yang
bakal diterimanya dari temanteman nanti.Esok harinya paman Boyim datang menemui
Diko.Ia menyerahkan sebuah amplop hasil syuting Diko kemarin.Diko tak sungguh-sunggu
menerima amplop itu.Ayah dan ibu pun mencoba menjelaskan kepada Diko bahwa
rezeki yang datang tak boleh ditolak.Tapi diko tetap saja
kecewa.’’Mudah-mudahan masih ada peran yang lebih baik lagi nanti ko,soalnya
kata sutradara acting kamu bagus ko’’kata paman Boyim.Tapi tetap saja perkataan
itu belum bisa menghibur hati Diko.’’Wah,,lumayan honornya Diko!Lima puluh ribu
rupiah,setengah hari syuting’’ujar ayah sambil tersenyum kepada Diko.’’Bisa
untuk traktir ibu dan ayah nih….’’timpal ibu gembira.Tapi tetap saja Diko masih
murung.
Esoknya Diko terpaksa berterus terang kepada teman-teman
sekelasnya,bahwa iya hanya mendapat peran sebagai anak tidak waras.Mendengar
cerita Diko,langsung saja Agnes,Anton dan komplotannya mengolok-olok Diko.’’Peran
orang gila? Amit-amit deehh’’sungut Agnes.’’Bisa-bisa gila beneran
nanti’’timpal Anton,sambil tertawa keras.Mendengar semua itu Diko bertambah
kecewa.Ia sangat menyesal telah mengikuti ajakan paman Boyim.Tapi saat iya
berjalan sendirian ke kantin,beberapa temannya mengikutinya .Juga Raka sang
ketua kelas.’’Diko jangan bersedih! Aku mendukung apa yang telah kamu
lakukan,jangan pikirkan orang yang mengejekmu tapi pikirkanlah orang yang
mendukungmu.Diko memandang Raka dan teman-teman lainnya.’’Kata papaku tidak akan
ada sesuatu yang besar tanpa sesuatu yang kecil’’ujar Raka lagi.Diko masih
diam.Ia teringat ucapan ibunya yang sama persis dengan kata Raka barusan.Diko
juga baru sadar warung milih ayah depan rumahnya dulu hanya menjual permen dan
bumbu dapur sekarang warung itu sudah menjual campuran yang lengkap.’’Jangan
Cuma memikirkan anak yang sombong itu,tak ada gunanya,pendukungmu banyak
kok’’Ujar Raka lagi,menyemangati.Tiba-tiba Diko tersentak.Ya! mengapa ia
terlalu memikirkan ejekan Anton?mengapa dia tidak memikirkan orang yang telah
mendukungnya?hmm sesuatu yang besar memang harus dimulai dari hal yang
kecil.’’Ayo kalian semua ku traktir,sisa honor kemarin masih ada kok’’Ucap Diko
semangat.’’Asyikkkk!’’teriak semua temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar